oemarbakringgunung


Tahun 2009 ini membuatku puyeng dan kelabakan. Bukan karena ikut mikir carut marut perpolitikan Indonesia yang sebentar lagi akan mencapai puncaknya, namun disebabkan karena UASBN yang akan segera datang. Ya, Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional atau UASBN Tahun Pelajaran 2008/2009 SD,MI dan SDLB akan dilaksanakan mulai tanggal 11 sampai 13 Mei 2009. Aku puyeng bukan karena aku akan mengikuti UASBN, namun aku diberi tugas untuk membimbing murid-muridku yang akan mengikuti ujian.
Memasuki awal semester dua seperti ini merupakan hari-hari yang sangat melelahkan bagi siswa dan guru. Bagaimana tidak, untuk menghadapi “monster” UASBN yang tinggal menghitung hari banyak kegiatan persiapan-persiapan yang dilakukan. Mulai dari adanya tambahan jam pelajaran, belajar kelompok dan lainya. Akupun juga dibuat super sibuk karenanya, biasanya aku mulai masuk kelas jam 07.30 mulai tanggal 27-01-2009 aku harus masuk satu jam lebih awal dari hari-hari sebelumnya. Sebenarnya ini bukan peraturan atau perintah dari atasan, namun ini niat pribadiku untuk memberikan tambahan pelajaran agar tidak tertinggal terlalu jauh dari SD lainya. Liburan semester ini aku gunakan tuk mencari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan kisi-kisi UASBN tahun pelajaran 2008/2009, dan akhirnya ku dapatkan disini Kisi-kisi tersebut sangat membantu aku untuk bahan acuan pada saat aku memberikan pelajaran. Itulah beban berat guru kelas enam, mungkin karena itulah banyak teman-teman guru yang tidak mau diberi tugas mengajar kelas enam. Kenapa aku kok mau? Sebenarnya pada saat pembagian tugas, aku sudah menolaknya karena aku merasa tidak sanggup. Namun Kepsek tetap memberikan tugas tersebut kepadaku, Kenapa kok aku? Jawabanya bukan karena aku mampu, tapi karena temen-temen guru yang lain juga tidak mau. Selain itu pada saat murid kelas enam duduk di kelas 5 akulah yang mengajar mereka. Atas dasar itulah Kepsek menunjuk aku, menurut beliau aku lebih memahami karakter murid kelas enam. Trus kenapa kok tidak ditugaskan keguru yang sudah PNS, padahal menurut peraturan yang pernah aku dengar, guru kelas enam haruslah guru yang sudah memiliki NIP, padahal aku kan belum mempunyai NIP. Hal itu disebabkan karena di SD tempatku kerja sangat kekurangan tenaga guru, bayangkan saja, cuma ada dua guru negeri yang bertugas disana, satu Kepala Sekolah dan satunya guru olahraga. Padahal idealnya sebuah lembaga pendidikan harus memiliki minimal satu Kepsek, enam guru kelas, satu guru agama, satu guru olahraga dan seorang penjaga sekolah. Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar, aku dan beberapa temanku ikut membantu disana. Ironis memang, ditengah-tengah tuntutan memajukan dunia pendidikan, masih ada sekolah yang sangat kekurangan tenaga pendidikan. Mungkin begitulah nasib sekolah yang berada di tempat yang terpencil. Memang SD yang ku tempati termasuk SD kecil dan terpencil. Namanya SDN 4 Ngadirojo. Apa dasar dinamakannya SD kecil dan terpencil? SD 4 atau yang sering disebut warga sekitar dengan nama SD Buyut termasuk SD kecil karena jumlah muridnya sangat sedikit. Jumlah murid kelas1-6 tahun ini hanya 52 anak, tiap kelas hanya terdiri dari 6-10 anak. Selain jumlah muridnya yang sedikit SD Buyut hanya memiliki 4 ruang, 3 untuk ruang kelas 1 untuk kantor. Untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar, tiap kelas diberi sekat dari papan kayu supaya semua siswa bisa masuk secara bersamaan. SD Buyut termasuk SD terpencil karena letaknya paling jauh dibandingkan dengan SD lain yang berada di Sooko. Selain itu, SD yang berada di dusun Buyut Desa Ngadirojo dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek ini masih jauh dari keramain. Untuk mencapai SD yang terletak di atas pegunungan ini diperlukan perjuangan yang tidak ringan.. Walaupun saat ini akses kesana sudah bisa dicapai menggunakan kendaraan bermotor, namun kewaspadaan dan kehati-hatian harus super diperhatikan karena harus melalui tanjakan dan turunan yang sangat curam. Apalagi kalau musim hujan seperti ini, kalau tidak berhati-hati tidak menuntut kemungkinan masuk ke jurang. Bagi yang membawa handphone sesampainya disana jangan berharap mendapatkan jaringan. Dan jangan heran kalau disana tidak menemukan aliran listrik, karena memang belum ada. Itulah SD yang kutempati saat ini, namun dibalik kekurangan yang ada disana ada kelebihannya juga. Suasana “ndeso” yang masih kental dan jauh dari suara bising kendaraan membuatku nyaman. Semoga saja kedepannya pihak-pihak yang berwenang mau memperhatikan SD tersebut agar tidak terlalu tertinggal dengan SD lainnya

2 thoughts on “oemarbakringgunung

Leave a comment