Keindahan Matahari Tenggelam Dari Puncak Gunung Bedes


Suasana saat matahari tenggelam atau istilah kerennya sunset merupakan daya tarik tersendiri bagi sebagian orang. Bagi pecinta fotograpy sunset menjadi daya tarik tersendiri karena keindahannya. Sunset sering dinikmati di pantai, memang sungguh menyenangkan jika bisa menikmati sunset di pantai. Kita bisa langsung melihat proses “pulang”nya sang matahari menuju “peristirahatannya”. Namun, tak harus ditepi pantai saja kita bisa menikmati sunset. Banyak tempat yang indah yang bisa digunakan untuk menikmati matahari tenggelam.

Salah satu tempat indah yang bisa untuk menikamati sunset adalah di Puncak Gunung Bedes. Dari puncak yang berada di Desa Ngadirojo Kecamatan Sooko Ponorogo ini kita bisa melihat matahari yang tenggelam di balik Gunung Bayangkaki.

Berikut ini keindahan sunset dari Puncak Bedes

Rute Menuju Gunung Bedes


Akhir – akhir ini di Ponorogo ada tempat wisata baru dan tempat berselfi ria yang baru dikenal, tempat tersebut bernama Gunung Bedes. Gunung Bedes mulai dikenal sejak teman-teman yang berkunjung kesana mengabadikan dan membagikan foto-foto mereka ke blog dan sosmed. Gunung yang berada di Desa Ngadirojo ini memang meberikan suasana yang berbeda dengan tempat lain. Dari puncaknya kita bisa menikmati hamparan luas Ponorogo dari ketinggian. Selain itu pada sore hari kita bisa menikmati matahari yang tenggelam diantara kokohnya Gunung Bayangkaki.

Baca Juga : Keindahan Gunung Bedes

Semenjak mulai ramai dikunjungi, banyak diantara teman-teman yang belum tau dan masih bingung jalur atau rute menuju kesana. Sebagai orang asli Ngadirojo, saya berterimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang sudah berkunjung ke Gunung Bedes. Dan pada kesempatan ini saya akan memberikan rute untuk menuju ke Gunung Bedes dan semoga ini bisa bermanfaat bagi teman-teman yang mau kesana. Berikut rute hasil gambaran saya. Keterangan nanti bisa dilihat di bawah gambar. rute menuju gunung bedesKeterangan gambar Rute ini saya buat mulai dari perempatan Jeruksing (semuanya pasti sudah tau kan), dari sini ambil arah menuju Pulung, jaraknya sekitar 15 km. Setelah itu nanti akan sampai di perempatan Pasar Pulung ( Udah tau kan?). Dari sini belok kanan ambil arah menuju Air Terjun Pletuk dan Goa Maria (ada petunjuk arahnya kok), ikuti jalannya sampai perempatan Suru, (di sebelah kiri jalan ada papan nama SMP 2 Sooko) dari sini belok ke kanan atau ambil arah menuju Ngadirojo. Ikuti aja jalan aspalnya sampai di balai desa Ngadirojo (ingat jalan yang aspal saja ya). Dari balai desa lurus sampai ada jembatan setelah jembatan belok kiri. Sekitar 2 km nanti ada SD 3 Ngadirojo, belok kanan kemudian ada pertigaan ditanjakan ambil yang lurus ( jika mengikuti jalan aspal nanti akan kejahuan). Mulai pertigaan ini jalannya mulai menantang, banyak jalannya yang jebol dan tanjakan tajam, ikuti aja sampai ada pertigaan. Dari pertigaan ini ambil arah ke kanan, sekitar 500 meter ada pertigaan lagi, belok kanan lagi dan ikuti jalannya. Sekitar 3 Km akan sampai lokasi tujuan.

Mengintip Keperawanan Air Terjun Coban Lawe Kecamatan Pudak Ponorogo


Video di atas adalah video air terjun yang berada di Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo, masyarakat setempat menyebut air terjun dengan nama coban. Dan nama air terjun dalam video tersebut adalan COBAN LAWE

Ponorogo begitu banyak menyimpan potensi alam yang sangat luar biasa, khususnya di daerah timur dari arah kota yang meliputi Kecamatan Ngebel, Kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak dan Kecamatan Sooko. Potensi alam tersebut jika “disentuh” oleh pemerintah akan menambah pemasukan untuk pemkab dan juga memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Kali ini saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran potensi alam yang berada di Kecamatan Pudak. Kecamatan Pudak adalah Kecamatan yang berada sekitar 30 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Kecamatan Pudak berada di lereng Gunung Wilis Selatan dan memiliki hawa yang sangat sejuk. Potensi alam yang dimiliki dan bisa dikembangkan sangat banyak, antara lain agro wisata perkebunan sayur, Wisata Tanah Goyang, Puncak Kayangan dan yang terbaru adalah Potensi Wisata air terjun.

Kecamatan Pudak yang berada di wilayah pegunungan memiliki aliran sungai yang sangat jernih, aliran sungai yang turun langsung melalui perbukitan dari lereng Gunung Wilis membentuk air terjun. Di Kecamatan Pudak ada beberapa air terjun yang belum tersentuh dan mendapat perhatian. Air terjun yang dalam istilah masyarakat sekitar disebut dengan Coban. Di Desa Krisik Kecamatan Pudak terdapat beberapa coban yang saat ini mulai dibuka untuk umum. Coban-coban tersebut berada di wilayah hutan milik perhutani yang berada di lereng Gunung Wilis. Diantara air terjun itu salah satunya bernama Coban Lawe. Di komplek Coban Lawe ini masih ada dua lagi air terjun.

Dan berikut ini adalah gambaran salah satu coban (air terjun) yang ada di Pudak, yaitu COBAN LAWE.

AKSES MENUJU COBAN LAWE

Coban Lawe bisa diakses melalui dua jalur, yaitu jalur Pulung-Pudak dan jalur Sooko-Pudak. Jalur Pulung-Pudak bisa diakses dari Perempatan Pasar Pulung lurus langsung menuju Kecamatan Pudak. Dalam perjalanan Pulung-Pudak anda akan disuguhi hamparan pemandangan alam yang menakjubkan yang tersaji dilembah-lembah di bawah jalan menuju Pudak. Sebagai ancer-ancer (jawa) untuk menuju ke air terjun, sesampainya di wilayah Pudak di sebelah kanan jalan ada SMPN 1 Pudak, sekitar 100 meter dari SMPN 1 pudak ada kantor Desa Krisik, di depan kantor di seberang jalan ada pertigaan kecil yang belum diaspal (saat ini). Dari pertigaan tersebut Coban Lawe masih sekitar 1 km.

Jika ditempuh melalui jalur Sooko-Pudak bisa diakses dari perempatan pasar Pulung belok kanan menuju arah ke Kecamatan Sooko, kemudian ikuti jalur menuju Kecamatan Pudak dan kemudian menuju ke Kantor Desa Krisik.  Jika melewati jalur Sooko-Pudak ini nanti akan ada alternatif tempat wisata  yang bisa dikunjungi yang berada di Kecamatan Sooko, diantaranya Air Terjun Pletuk, Goa Maria Fatma, Bukit Mayong, Gunung Bedes, hamparan sawah yang indah, sentra susu perah, perkebunan buah naga dan juga sentra perikanan.  Dijalur ini pula akan melewati jalan di bawah rindangnya hutan pohon jati, dan jangan lupa mampir di Warung Mbok Som yang berada di tengah-tengah hutan dengan menu spesialnya Jadah Ketan Abang yang bisa dinikmati sambil lesehan dan menikmati sejuknya udara di bawah pohon.

KONDISI JALAN

Kondisi jalan menuju Coban Lawe hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua, sekitar 500 meter dari jalan raya (pertigaan depan Kantor desa Krisik) kondisi jalan masih belum dimakadam sehingga ini akan menyulitkan pengendara untuk naik. Kemudian jalan yang berada di tengah hutan pinus hanya jalan setapak, sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua namun harus dengan kehati-hatian, jika ceroboh tidak menuntut kemungkinan terpeleset dan juga masuk jurang.

KONDISI COBAN LAWE

Setelah menempuh perjalanan yang sulit dan perjuangan yang luar biasa, sesampainya di air tejun jerih payah tersebut akan hilang dan berganti kekaguman akan keindahan air terjun. Kondisi secara keseluruhan coban lawe masih alami, di sekitar air terjun masih ditumbuhi berbagai macam tumbuhan liar. Suara kicauan burung sesekali berdendang mengikuti alunan butiran air yang jatuh dari ketinggian. Keadaan air sangat jernih ibarat air AQUA yang siap diminum. Bulir-bulir air yang menerpa wajah ibarat selendang bidadari yang diusapkan ke wajah kita yang membuat kita enggan beranjak untuk meninggalkannya. Sepoi angin yang berhembus seakan mendorong diri untuk bermalas-malasan pergi dan ingin tetap menikmatinya.

Dari gambaran tersebut tidak salah kiranya saya menulis tentang Coban Lawe ini dengan judul Mengintip Keperawanan Air Terjun Coban Lawe Kecamatan Pudak Ponorogo. Maksud dari tulisan Perawan yang belum terjamah adalah gambaran dari Coban Lawe yang masih sangat alami, yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masih dibiarkan apa adanya.

Kurang lengkap rasanya jika saya hanya menulis tanpa adanya bukti keindahan Coban Lawe seperti yang saya tuliskan di atas. Dan berikut ini adalah bukti keindahan Coban Lawe yang tersaji dalam foto.

Coban Lawe

Jalan menuju air terjun yang mulai diperbaiki

Coban Lawe

Jalan makadam menuju air terjun

Coban Lawe

Jalan hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua

Coban Lawe

Jalan setapak menuju air terjun

Coban Lawe

Disekitar air terjun masih ditumbuhi pohon liar

Coban Lawe

Inilah keindahan Coban Lawe

Coban Lawe

Keindahannya mempesona

Coban Lawe

Narsis dulu

Coban Lawe

Ingin berlama lama disini

Coban Lawe

Ini adikku yang ikut-ikutan narsis

Coban Lawe

Gak mau diajak pulang

Coban Lawe

berrrr ….. Dingin

Misteri Gunung Bayangkaki


Mungkin banyak dari kita baru mendengar nama Gunung Bayangkaki. Ya, itu wajar karena gunung ini bukanlah gunung berapi, bukan juga gunung yang besar dan terkenal. Gunung ini hanya sebuah gunung kecil yang berada di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur tepatnya berada di Desa Temon Kecamatan Sawoo. Namun menurut kepercayaan masyarakat setempat gunung ini memiliki cerita asal mula dinamakan Gunung Bayangkaki. selain itu di gunung ini masih ada mitos-mitos yang masih dipercayai sampai saat ini.

Berikut ini vidio sekelumit cerita tentang Gunung Bayangkaki yang saya beri judul MISTERI GUNUNG BAYANGKAKI

Tanah Goyang di Kecamatan Pudak


Kecamatan Pudak merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Letak kecamatan Pudak ini berada 37 km arah timur dari Kota Ponorogo. Sebagai salah satu kecamatan yang berada paling timur Ponorogo, Kecamatan Pudak berbatasan langsung dengan Kabupaten Nganjuk dan Trenggalek. Kecamatan Pudak adalah kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Sooko.

Secara geografis, kecamatan Pudak berada di lereng Gunung Wilis, sebuah Gunung yang berada di antara Kabupaten Madiun, Nganjuk, Trenggalek, dan Kediri. Kecamatan yang memiliki 6 desa ini secara iklim berhawa sejuk dan dingin, sehingga potensial menghasilkan komoditi berupa sayur-sayuran.

Kecamatan pudak yang berada di daerah pegunungan yang berhawa dingin memiliki potensi wisata yang perlu dikembangkan. Selain panorama alam yang sangat indah dan perkebunan sayur yang menawan, di Kecamatan Pudak terdapat aset wisata yang bernama Tanah Goyang. Dinamakan Tanah Goyang karena jika kita kita menginjak tanah tersebut akan bergerak dan bergoyang. Tanah Goyang ini terletak di Desa Pudak Wetan dan berada  di tengah rindangnya hutan. Jalan menuju akses wisata ini berupa jalan setapak yang sangat cocok bagi penghobi track untuk menaklukkannya. Setelah dari Tanah Goyang akan melalui aliran sungai yang sangat jernih dan airnya yang sangat dingin. Lokasi Tanah Goyang ini sangat cocok bagi orang-orang yang suka tantangan dan menyukai pemandangan alam yang masih alami.

Berikut ini vidio di Tanah Goyang yang diambil oleh teman-teman dari Dewan Kerja Ranting ( DKR ) Gerakan Pramuka Kecamatan Sooko.

Kali Keyang Wahana Memancing Alami


Anda suka memancing di tempat yang alami? Atau anda suka bermain air? Datanglah ke Kecamatan Sooko. Di Kecamatan Sooko terdapat aliran sungai yang membentang dan berhilir di Sungai Madiun. Nama sungai tersebut sering disebut Sungai Keyang tetapi masyarakat setempat menamakan Sungai tersebut sesuai tempatnya, contohnya sungai  tersebut melalui wilayah Dusun Sombro, maka sungai tersebut dinamakan penduduk setempat dengan nama Kali Sombro. Sungai tersebut juga melalui Desa Ngadirojo sehingga masyarakat setempat menamakannya dengan Kali Ngadirojo.

Aliran Sungai Keyang ini berhulu dari daerah Kecamatan Pudak, airnya yang jernih dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mengairi sawah. Selain untuk keprluan pertainan, aliran sungai ini sangat banyak ikannya sehingga banyak orang yang memiliki hobi memancing menyempatkan diri untuk memancing di aliran sungai ini. Pemandangan di sepanjang aliran sungai ini yang indah dan batu-batu besar yang berada di sungai menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemburu ikan. Ikan yang bisa didapat para pemancing antara lain ikan wader, cakul, lele bahkan ada kura-kura yang pernah makan umpan pemancing. Walaupun ikannya adalah ikan golongan kecil namun tak mengurangi sensasi memancing di sungai ini. Banyaknya ikan yang berada di aliran Sungai Keyang ini tidak lepas dengan diterapkannya UU Lingkungan Hidup yang melarang segala aktifitas mencari ikan dengan racun. Dengan diterapkannya UU tersebut ikan tumbuh secara pesat.

Selain sebagai tempat memancing, aliran Sungai Keyang tidak menuntut kemungkinan bisa digunakan sebagai wahana arung jeram. Aliran air yang deras sangat mendukung untuk wahana tersebut, apalagi terdengar kabar yang sudah lama terdengar jika nantinya aliran Sungai Keyang ini akan dibuat bendungan di daerah Ngindeng Kecamatan Sawoo.

Goa Maria Fatima Sendang Waluya Jatiningsih


Goa Maria Fatima Sendang Waluya Jatiningsih adalah tempat peribadatan umat Katolik yang berada di Desa Klepu Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh peziarah dari Ponorogo dan luar Ponorogo bahkan dari luar Jawa Timur.  Letaknya yang berada dilereng pegunungan dan dibawah hutan pinus membuat tempat ini sangat nyaman untuk dikunjungi. Sehingga peziarah yang datang ketempat ini merasa betah karena kesejukannya. Di tempat ini juga terdapat sendang (sumber mata air) yang benama Sendang Waluya Jatiningsih. Berikut ini sejarah singkat Gua Goa Maria Fatima Sendang Waluya Jatiningsih

Kisah Gua Maria Fatima di Klepu berawal dari adanya sebuah sumber mata air (belik – bahasa Jawa) yang dibuat oleh keluarga Bapak Tamiran yang tinggal di lingkungan Pondok, Stasi Klepu. Umat di desa Klepu yang mayoritas beragama Katolik dan saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa bernama Bapak Albertus Agung. Mereka memiliki kebiasaan untuk berdoa bersama dari rumah ke rumah secara bergantian. Ketika doa bersama sampai di rumah Bapak Tamiran, orang yang hendak ke rumah Pak Tamiran dan melewati belik tadi pasti berhenti sejenak dan menoleh ke belik tadi. Apa sebabnya? Karena oleh penduduk setempat konon tempat ini dianggap sebagai tempat yang angker, yang sakral. Ketika hal ini diketahui oleh Mbah Selan, seorang tokoh di lingkungan Pondok, maka dia mengambil prakarsa mengajak teman-teman yang sudah tua atau uzur usianya untuk berdoa atau tirakatan setiap malam Jumat pukul 24.00 di belik tadi. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh keluarga-keluarga lainnya.

Pada waktu itu ada kebiasaan di kalangan umat Katolik Stasi Klepu bahwa setiap bulan Mei mereka mengirimkan wakil untuk berziarah ke Sendangsono.
Hal ini kemudian menimbulkan gagasan pada tokoh umat serta umat yang berdiam di sekitar belik tadi untuk mengubah tempat tadi menjadi tempat ziarah dan tempat berdoa seperti Sendangsono di Jawa tengah. Akhirnya disepakati untuk mengusulkan kepada Romo Paroki untuk mengubah belik tadi menjadi sendang dan menempatkan patung Bunda Maria di tempat itu.
Rm. A. Haryopranoto, Pr, pastor paroki St. Maria, Ponorogo saat itu menyetujui gagasan tersebut. Kebetulan pada tahun 1986 Keuskupan Surabaya sedang mencari lokasi tempat ziarah sebagaimana di Sendangsono. Maka kemudian tanah di mana terletak belik tadi dibeli oleh Paroki dan dijadikan tempat ziarah untuk menghormati Bunda Maria dan diresmikan oleh Mgr. A.J. Dibyakaryana, Uskup Surabaya saat itu, dengan nama “Sandang Waluyajatiningsih”, pada tanggal 27 Mei 1988.

Selain plaza atau lapangan tempat berdoa bagi umat kemudian juga dibangun jalan salib melingkari jalan yang menuju ke tempat ziarah tersebut, tempat-tempat di mana terletak jalan salib masih di atas tanah milik umat yang dengan sukarela mengijinkan tenah mereka untuk dikurangi sebagai jalan untuk para peziarah dan ditempati jalan salib masih ditempati jalan salib.
Pada awal tahun 2000, tepatnya tanggal 25 Desember 1999, tempat ziarah Sendang Waluya jatiningsih termasuk Gereja Sakramen Mahakudus, Klepu, merupakan salah satu tempat bagi umat di Keuskupan Surabaya untuk mendapatkan anugerah indulgensi selama Yubileum tahun 2000. Tanggal 31 Desember 1999 diadakan misa pembukaan Yubileum tahun 2000 oleh Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta, bersama Romo-Romo dari Kevikepan Regio III. Dengan dinyatakannya sebagai tempat untuk mendapatkan indulgensi, maka jumlah peziarah dari berbagai tempat meningkat, baik di Keuskupan Surabaya maupun dari Keuskupan Malang dan Semarang bahkan juga dari Jakarta.

Akses untuk menuju ke tempat ini sudah lumayan bagus namun ada jalan dekat lokasi yang belum diaspal sehingga menyebabkan sedikit kendala. Dari pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo dapat ditempuh dengan menempuh rute Ponorogo-Pulung-Sooko. Sesampainya di Sooko ada petunjuk (rambu) yang menunjukkan tempat tersebut. Di sepanjang perjalanan menuju tempat ini tersaji pemandangan hijau yang membentang luas berupa hutan dan sawah. Dibandingkan dengan tempat ziarah Gua Maria Lourdes Puh Sarang, alam di Klepu, sangat mendukung, sangat indah, di latar belakangi oleh hutan pinus, air sendang yang asli. Kendaraan besar seperti bis tidak bisa menjangkau tempat ini. Tempatnya masih sepi belum banyak pedagang dan kios-kios seperti di Puh Sarang. Parasana yang ada tidak selengkap di Puh Sarang, namun tempat itu punya daya tarik tersendiri dan cocok untuk mereka yang ingin bersusah payah dan mengalami kesulitan kalau berziarah. Kalau dilihat dalam peta, sebagaimana Gua Lourdes Puh Sarang di Prancis dan Gua Maria Fatima di Portugal letaknya tidak terlalu jauh. Dan sebenarnya tempat ziarah Puh Sarang dan Klepu juga tidak terlalu jauh, keduanya masih berada di seputar Gunung Wilis.

Jika berkunjung kesana jangan lupa sekalian mampir tempat-tempat indah yang berada di Sooko, antara lain Air Terjun Pletuk dan jangan lupa mencari oleh-oleh khas dari kecamatan Sooko.

Itulah satu diantara banyak tempat di Sooko yang wajib untuk dikunjungi. Maka dari itu datanglah ke Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

sumber : guamariasejarah.blogspot.com

Gunung Bedes di Kecamatan Sooko


Gunung Bedes adalah sebutan salah satu bukit yang berada di Desa Ngadirojo Kecamatan Sooko. Dinamakan Gunung Bedes karena di gunung ini dulunya banyak sekali kera (bedes-jw) yang menghuninya, sampai sekarangpun masih ada kera yang tinggal di sana. Gunung Bedes terletak di perbatasan antara Ponorogo dan Trenggalek tepatnya di Dusun Buyut Desa Ngadirojo Kecamatan Sooko. Letak gunung ini sekitar 14 km dari pusat kecamatan, dan sekitar 8 km dari pusat desa. Akses menuju ke gunung ini bisa ditempuh dengan kendaran bermotor, namun harus dengan kendaraan bermotor yang benar-benar dalam kondisi yang prima karena medan yang dilalui adalah tanjakan-tanjakan tajam. Bagi yang belum pernah melalui akses jalan tersebut akan merasa ketakutan dan kesulitan, namun akses jalan saat ini sudah dirabat sehingga tidak begitu sulit lagi.

Gunung Bedes bukan gunung yang besar dan berapi. Gunung Bedes hanyalah sebuah batu yang sangat besar yang menjulang dengan ketinggian lebih dari 200 m. Gunung Bedes  adalah salah satu bagian dari gunung-gunung kecil lainnya yang saling berjajar, gunung-gunung tersebut adalah Gunung Tengah dan Gunung Poleng. Gunung Bedes memiliki puncak yang luasnya kira-kira 10m2. Dari puncak inilah bisa dinikmati keindahan alam Kecamatan Sooko dari ketinggian. Sawah yang membentang, sungai yang mengalir dengan airnya yang jernih, hutan hijau nan luas, Gunung Bayangkaki yang kokoh serta rumah-rumah penduduk dapat dilihat dengan indah dari puncak Bedes. Jika hal ini dikembangkan bisa menjadi tempat alternatif penghilang stres. Postur gunung yang berupa batu besar dan menjulang tinggi jika dikembangkan bisa menjadi surga bagi pemanjat tebing yang suka tantangan. Selain itu bisa dikembangkan juga bumi perkemahan di sekitar gunung. Pernah ada salah satu SMA dari Kabupaten Trenggalek yang melakukan kegiatan perkemahan disekitar Gunung Bedes.

Gunung Bedes adalah salah satu aset yang dimiliki kecamatan Sooko untuk dikembangkan. Masih banyak lagi potensi-potensi tersembunyi yang dimliki oleh Kecamatan Sooko yang perlu diperkenalkan ke semua orang.

Air Terjun Pletuk Kecamatan Sooko


Air Terjun Pletuk merupakan salah satu objek wisata alam yang berada di Kabupaten Ponorogo. Air Terjun Pletuk berada di Desa Jurug Kecamatan Sooko. Berada di tengah hutan pinus membuat lokasi ini sangat sejuk, namun sekarang hutan tersebut sudah habis. Lokasi ini sangat cocok untuk berlibur bersama teman atau keluarga, pemandangan yang sangat alami bisa membuat orang yang berkunjung menjadi lupa akan problema hidup yang dihadapi. Suara gemuruh air dari ketinggian sekitar 50 meteren  yang jatuh menerpa bebatuan seakan bersimfoni membentuk irama yang menenangkan hati. Buih air yang terhembus angin menerpa tubuh membuat pikiran menjadi fresh.(lebay….)

Dibalik keindahan tersebut ada hal yang perlu diperhatikan agar wisata andalan dari Kecamatan Sooko ini tetap banyak yang mengunjunginya. Yang pertama akses jalan menuju ke lokasi harus diperhatikan, jalan menuju ke lokasi adalah tanjakan tajam, banyak pengunjung yang takut untuk melaluinya apalagi kondisi sekarang yang sudah rusak. Yang kedua, jalan setapak menuju air terjun mulai dari tempat parkir harus selalu dijaga dan dipantau apalagi kalau musim penghujan. Jalan setapak ini berada di tengah-tengah jurang sehingga pagar pembatas jalan harus selalu dipelihara dan diperhatikan agar pengunjung tidak merasa was-was. Kondisi sekarang jalan terkesan dibiarkan, banyak jalan yang longsor dan pagar banyak yang sudah rusak, sehingga akses menuju ke lokasi semakin sulit. Yang ketiga, perlu ditambah sarana penunjang untuk menarik pengunjung. Di lokasi ini dulu ada kandang ular besar dan juga ada monyet, dengan adanya hewan tersebut akan memberikan hiburan tambahan bagi pengunjung. Namun sekarang sudah tidak ada. Di air Terjun Pletuk juga sudah dibangun fasilitas tambahan berupa Mushola, Kamar Mandi dan warung yang menyediakan berbagai jenis makanan. Disana juga sudah dibuat wahanya flying fox namun sekarang sudah jarang difungsikan.

Sangat disayangkan memang jikalau keindahan alam Air Terjun Pletuk tidak diimbangi dengan sarana yang memadahi. Tidak menuntut kemungkinan bagi para pengunjung kapok untuk kesana. Oleh karena itu perlu kerjasama semua pihak yang berkaitan untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan Air Terjun Pletuk.

Tips jika mau berwisata ke Air Terjun Pletuk

–          Cek Kendaraan yang mau dibawa

Mengecek kendaran memang perlu dilakukan setiap kemanapun mau pergi, apalagi jika ingin pergi seperti ke Air Terjun Pletuk, karena medan menuju kesana adalah tanjakan tajam. Perlu kendaraan yang benar-benar tangguh agar bisa sampai lokasi, jangan pernah mencoba membawa kendaraan yang sudah reyot jika tidak mau malu di jalan. Hahaha….

–          Perhatikan cuaca

Waspada adalah salah satu cara kita untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika sudah sampai lokasi Air Terjun Pletuk tingkatkat kewaspadaan karena di daerah tersebut rawan longsor. Jika cuaca gelap dan mau hujan segeralah naik dari lokasi.

–          Jika membawa pacar, pastikan dalam kondisi tidak bertengkar

Jalan menuju Air Terjun Pletuk berada di tengah-tengah jurang. Jangan sekali-sekali membawa pacar pada saat bertengkar, dikawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti loncat dari jurang.

–          Persiapkan selalu kamera

Berkunjung ketempat wisata kurang lengkap jika tidak mengabadikannya melalui kamera. Sekarang setiap HP sudah dilengkapi dengan kamera, dan hampir semua orang sekarang HP yang dimiliki sudah berkamera (kecuali saya karena saya adalah tipe setia, hehehe). Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, setelah mengabadikan dalam kamera kemudian jangan lupa di shared melalu jejaring sosial atau media-media yang lain dengan harapan agar orang lain tertarik untuk berkunjung ke Air Terjun Pletuk.

Air Terjun Pletuk adalah satu diantara banyak potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Sooko, lain kali saya akan menampilkan potensi-potensi tersebut. Terima kasih atas kunjungannya



Bukit Mayong di Kecamatan Sooko


Bukit Mayong. Mungkin nama itu masih sekali ini terdengar di telinga anda. Dilihat dari namanya “bukit’’, sudah bisa ditebak jika itu adalah sebuah tempat yang lebih tinggi daripada tempat lainnya. Ya, memang benar, Bukit Mayong adalah nama salah satu bukit yang berada di Kecamatan Sooko, tepatnya berada di Desa Bedoho. Bukit ini menjulang tinggi di antara tempat – tempat lain yang berada di Kecamatan Sooko. Dari puncak bukit ini kita bisa menikmati indahnya alam Sooko dari ketinggian. Dari bukit ini kita bisa menikmati sunrise yang muncul dari balik pegunungan di Kabupaten Trenggalek (karena letak Bukit Mayong berada di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek) dan bisa menikmati sunset yang tenggelam dari balik kokohnya dinding-dinding batu Gunung Bayangkaki. Di Bukit Mayong ini terdapat tebing-tebing yang sangat menantang untuk ditaklukkan oleh pemanjat tebing. Di bukit ini sering digunakan untuk camping oleh anggota pramuka yang berada di daerah Sooko dan sekitarnya.

Tidak salah kiranya jika anda suka berpetualang dan suka menikmati keindahan alam untuk datang ke Bukit Mayong. Akses untuk menuju ke bukit ini sangat mudah, dari kecamatan bisa langsung menuju melalui Desa Bedoho. Bukit Mayong adalah salah satu potensi terpendam yang dimiliki oleh Kecamatan Sooko, masih banyak potensi-potensi yang lain yang berada di Sooko, dan saya akan mencoba menampilkan potensi-potensi tersebut melalui media ini. Jadi tunggu potensi yang lain ya…

Alam Desaku


Desa Ngadirojo adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. Desa Ngadirojo terletak diantara perbukitan sehingga pemandangan di desa ini sangat menawan. Jika dulu saya pernah menulis ENDAHING DESOKU yang isinya tentang keindahan alam Ngadirojo, kali ini saya mencoba sisi lain pemandangan yang ada di Desa Ngadirojo Kecamatan Sooko. Ini adalah hasil jepretan dari kamera HP jadi mohon maaf jika hasil fotonya kurang memuaskan.