Senja mulai meredup, matahari perlahan-lahan bergegas meninggalkan keindahan siang. Terlihat diantara gunung-gunung yang menjulang sinarnya mulai memerah, seakan tak tega meninggalkan kenangan yang seharian diciptakan. Pelan namun pasti, sang surya mulai menghilang dibalik awan yang menggelantung.Burung yang seharian tadi bersenandung sudah tak terdengar lagi, semua terhenyap dalam kesunyian. Hanya sesekal terdengar ocehan burung hantu yang baru terbangun dari tidur seharian.
Sunyi, senyap menyelimuti, semua kehidupan seakan terlelap dalam indahnya malam.
Demikian juga yang terjadi di perkampungan di sudut desa. Sejak malam datang, semua masyarakat segera bergegas menuju kediamanya masing-masing. Kesunyian membuat mereka takut keluar rumah, apalagi di kampung tersebut sedang ada terror yang sangat meresahkan. Ada pencuri yang membikin onar di kampung. Namun, pencurinya bukan sembarang pencuri.Dia tidak mencuri barang-barang berharga, namun hanya mencuri makanan yang sudah dimasak warga. Yang membuat takut warga kampung, pencuri tersebut katanya bukan pencuri sembarangan. Dia bia berubah wujud dan juga bisa menghilang. Setiap malam datang, semua warga yang laki-laki selalu berjaga menjaga keamanan kampung.
Demikian juga yang terjadi di salah satu rumah di pojok kampung, terlihat di dalam rumah ada sepasang suami istri yang sedang berbahagia menanti datangnya sang buah hati. Tiba-tiba terlihat dari celah-celah dinding bambu, seberkas cahaya obor perlahan-lahan mendekat rumah tersebut. Tak lama kemudian “ Thok…thok…thok..” terdengar suara pintu diketuk orang. “Pak, ayo berangkat. Sudah dinanti teman-teman di pos ronda” teriak orang di luar rumah yang tak lain adalah tetangga dekat. “Ya Pak, tunggu sebentar” sahut sang bapak. Dengan berat hati bapak tersebut berpamitan ke istrinya Setelah memanggil “si mbah” untuk menemani istrinya, bapak tersebut berangkat ke pos ronda.
Di pos ronda, terlihat banyak masyarakat yang sudah berkumpul dengan berkalungkan “janur”. Ya, malam itu warga kampung bersama pihak kepolisian akan mencari pencuri yang sudah meresahkan warga. Kalung janur dimaksudkan untuk membedakan antara pencuri dengan warga. Jika di kegelapan malam bertemu dengan warga yang membawa janur, berarti mereka bukan pencuri yang dicari. Mereka semua sibuk mempersiapkan diri. Tiba-tiba, di kegelapan malam terlihat seorang wanita setengah baya berlari menuju kerumunan warga. Wanita tersebut tak lain adalah si mbah yang disuruh menemani istri bapak tadi. Dia memberitahukan kepada bapak tadi, jika istrinya mau melahirkan. Bapak tersebut tidak jadi ikut warga, tetapi dia pulang menunggui istrinya yang sedang melahirkan. Setelah ditunggu beberapa lama, akhirnya terdengar tangis bayi yang memecah keheningan. Berbahagialah bapak tersebut. Karena anak yang dinanti-nanti telah lahir kedunia ini. DAN ITULAH AKU.
Cerita ini aku warisi dari si Mbahku, Bapakku, Ibuku, Kerabatku, dan juga Tetanggaku
Ya, katanya aku dilahirkan di tengah-tengah peristiwa yang sangat meresahkan warga. Tepatnya tanggal dua satu bulan sebelas tahun delapan puluh empat.
Itulah awal aku mulai merasakan nikmatnya dunia.
silahkan posting perkenalan di kotareyog.com
makasih 🙂
sebenare dah lama pengen gabung kotareyog.com tapi lom teu carane…maklum cah ndeso
mampir kang…
salam kenal dari bloggger warock juga….
Weleh, kang situr to tibane…
Siip..tulisan pean apik2 kang.. keep blogging! 🙂
salam hangat……
weleh2 ora dlomok putune mbah singedimedjo
Makasih bunget atas masukannya ya mas…
kasih saran terus buat ku. aku juga lagi buat 1 blog khusus tentang ponorogo.
coba kunjungi buyutwarok.blogspot.com
absen pak.. 🙂
kenalan mas…!
ben tambah bolo…
salam kenal akang zhitor
salam kenal pak…
Hallo pak Guru!
Siip..
salam kenal. aku juga anak REOG ikutan gabung kotareyog.com
lam kenal uga. berarti qt sama2 nak sooko.
Mas, ni fotonya di Pletuk ya… deket rumahku tuh
salam kenal dari solo… 🙂
kunjungan balik mas…
salam kenal balik mas……
mas pi o ki blog q gak rampung-rampung ki, malah sangsoyo bubrah jal.jan ndak teko aku,wkwkwkwkw
Pengen ikut gabung di kotareyog……
salam kenal dari warga Reog di PERUMDA , apa kabar sooko … tulisannya bagus banget…
thank mas, salam kenal balik
salam kenal mas…
salam kenal jga. ma ksih kunjngannya
Mampir juga ke blog saya gan…
Salam Kenal
Terima Kasih…………………..
hebat
Cah deso… tapi utek kutho… luarbiasa… bahasa sungguh menyentuh. pilahan-pilahan kata tertata begitu hidup. Mudah-mudahan jadi warisan untuk anak cucu kelak. Amin
terimakasih kawan. slam kenal dari saya, bocah dari gunung
salut utk kamu sobat…
gk bakal nyesel pnya tmen kyak kamu 😉
subhanallah…EVERYTHING IS GOOD…tiada kt laen!!1000 jempol yg laen minjem!!
jos gandos pokok,e ,,,,,,,
pak guru, carane ngasih daftar tulisan neng baris atas iku gae opo? contone WISATA SOOko, nek krusore di deleh neng wisata sooko muncul daftar tulisan iku…
Keren bang isinya.
Btw pyn tu asli mana, Trenggalek apa Ponorogo?
asli ponorogo, kerja di trenggalek
saya mau jual artikel ke pemilik situs ini. Minta nomer kontaknya
maksudnya apa ya