Ketakutan Hanyalah Fatamorgana


Berangkat dari rasa gelisah, muncullah ketakutan. Entah oleh naluri atau musabab yang melekat pada baju tradisi kita . Ya, ketakutan akan gagal menjebloskan kita pada kegagalan. Karena konsep yang mengemuka di memory adalah “fall”. Terjerembab. Dan itu pula yang memang kita peluk erat-erat akhirnya.

Menengok budaya manusia indo, dengan sejarah kelam akan penjajahan oleh koloni asing, tentunya tak bisa dipungkiri membawa dampak yang melekat di jiwa. Efek dari ratusan tahun perbudakan. Dan sepertinya aku juga rasakan getaran efek itu. Entah dalam berbagai hal, ketakutan gagal sebelum bertindak itu lah yang menguasai.

Namun kita dirancang bukan untuk gampang cengeng kan. Ada masanya untuk instropeksi diri, melongok sedalam dalamnya. Mungkin beberapa ketakutan masih juga menghampiri kita di depan. Aku juga takut. Takut tidak bisa menulis lagi. Takut mengenang kegagalan. Takut mengingat wajah yang seharusnya pergi. But, aku senang masih bisa menikmati “belajar” tentang banyak hal.

One thought on “Ketakutan Hanyalah Fatamorgana

  1. Aku juga pernah mengalami hal yang sama.
    Aku pernah merasa takut, Aku takut akan kegagalan, Aku takut akan hal – hal buruk, Aku takut akan musibah,bahkan aku pernah mengalami ketakutan yang luar biasa. Aku takut untuk tidur, karna jika aku tidur aku takut tidak bisa bangun lagi,
    Tapi ketakutan itu mulai sirna setelah aku lebih mendekatkan diri ke Yang maha Kuasa.
    kita harus ingat “Sangkan Paraning Dumadi”.

Leave a comment