Penyantunan Yatim Piatu KKG PAI Dan FGTT Kecamatan Sooko


Dalam rangka peringatan 10 Muharram 1430 H, atau yang sering disebut sebagai hari Asyuro, Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG-PAI) dan Forum Guru Tidak Tetap (FGTT) Kecamatan Sooko, menyelenggarakan kegiatan penyantunan anak yatim piatu. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Rabu 07 Januari 2009 kemarin, dan bertempat di balai desa Sooko Kecamatan Sooko.
Dalam acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sooko, Muspika Kecamatan Sooko, Kepala KUA, Kepala Sekolah sekecamatan Sooko, guru sekecamatan Sooko serta para agniya’. Penyantunan kali ini dikhususkan untuk anak yatim, piatu, maupun yatim piatu usia sekolah dasar. Tercatat ada 83 anak yang berhak mendapat santunan hadir dalam acara tersebut. Jumlah tersebut sesuai dengan data-data yang dikumpulkan dari sekolah-sekolah di Kecamatan Sooko.
Acara ini dimulai pukul 09.30 WIB. Diawali dengan sambutan Bapak H. Nursyamsi selaku ketua panitia. Dalam sambutan beliau disampaikan bahwa kegiatan penyantunan anak yatim piatu sudah dilaksanakan setiap bulan Muharram ditahun-tahun sebelumnya oleh KKG PAI Kecamatan Sooko. Namun format acaranya hanya datang ke sekolah-sekolah tempat anak yatim berada. Disampaikan pula oleh beliau bahwa dana untuk penyantunan didapatkan dari agniya’ yang berasal dari Sooko dan wilayah lainnya. Dana yang terkumpul kemudian dibagi rata untuk anak yatim, dan tidak ada sisa satu rupiahpun.
Acara dilanjutkan dengan pencerahan hati yang disampaikan oleh Bapak KH. Adna Kohar. Beliau menekankan kepada hadirin semuanya agar lebih tanggap dan lebih peduli terhadap anak-anak yatim piatu tidak hanya pada bulan Muharram saja.
Setelah pencerahan hati selesai, dilanjutkan ke acara inti. Pada acara ini para agniya’ mulai memberikan santunan dan mengusap rambut anak yatim. Diawali oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Bapak Dwikorahadi Maenanda, kemudian disusul Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sooko, Bapak H. Sumani, dan diikuti oleh para agniya’. Diiringi dengan syair Abu Nawas yang menyentuh hati, instrument kasih sayang yang terpatri dalam hati setiap insane mulai bekerja. Empati hadir. Pikiran dan hati hanyut terlibat dengan permasalahan yang dihadapi anak-anak yang berjejer didepan hadirin. Inilah momentum yang mambuat air mata mengalir.
Acara berakhir pada pukul 11.45 WIB. Dengan berakhirnya kegiatan tersebut, diharapkan agar menjadi pelajaran bagi kita bahwa diskitar kita masih banyak anak yang mengharapkan kasih sayang. Usia mereka belum mampu untuk menghadapi seluk beluk kehidupan ini dengan seimbang. Nalar serta pemikiran mereka perlu dituntun dan dibantu oleh orang-orang yang sudah banyak mengerti arti kehidupan. Kita semualah yang berkewajiban untuk menuntunnya. Dan semoga orang-orang yang peduli akan nasib anak-anak yatim mendapat balasan dari Allah SWT. Amiiin

Leave a comment