Sulap Matematika ( Fantastic Four )


Sering kita mendengar bahkan melihat  bahwa masih banyak guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya asal mengajar dan monoton. Dalam pembelajaran di kelas hanya menerangkan materi apa adanya sesuai dengan yang ada dalam buku. Pendekatan dan model pembelajaran yang ia lakukan dari masa ke masa selalu itu-itu saja, ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas, tanpa menggunakan media pembelajaran. Setelah Kompetensi Dasar tertentu dianggap selesai diajarkan kemudian melakukan ulangan harian, begitu seterusnya proses pembelajaran yang ia lakukan sepanjang tahun pelajaran. Tanpa mau tahu apakah siswanya senang atau tidak. Jika seorang guru masih melakukan hal tersebut, proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai harapan, yang kita temui murid-murid pasti akan merasa cepat jenuh dan bisa-bisa menimbulkan rasa benci terhadap pelajaran tersebut atau bahkan terhadap gurunya.

Seorang guru harus bisa mengemas pembelajaran yang sesuai dengan hakikat anak belajar, yakni mengaktifkan, membuat siswa kreatif, dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, dan hasilnya efektif sesuai dengan program yang telah ditetapkan guru. Banyak hal yang bisa dilakukan seorang guru untuk menciptakan suasana kelas seperti di atas. Sebagai contoh, ketika anak sudah mulai jenuh dengan salah satu pelajaran, seorang guru harus kreatif untuk bisa membangkitkan semangat siswa kembali.

Salah satu contohnya ketik murid kita mulai jenuh terhadap pelajaran matematika, bisa kita bangkitkan semangatnya kembali dengan mengajak permainan matematika sederhana.

Saya pernah mencoba permainan ini ketika murid saya mulai terlihat jenuh dan mulai terlihat menganatuk. Nama permainannya FANTASTIC FOUR.  Permainan ini menggabungkan Matematika dengan Bahasa Inggris.  Berikut permainannya :

  • Pertama saya menjelaskan kepada murid saya bahwa saya bisa menebak jumlah huruf  Bahasa Inggris yang disebutkan.
  • Kemudian saya menyuruh salah satu murid saya untuk menuliskan angka dari 1 sampai 1000 dalam Bahasa Inggris.
  • Kemudian saya menyuruh murid saya untuk menghitung jumlah huruf dari angka yang ditulisnya dan menuliskan lagi angka baru sesuai huruf tersebut.
  • Lalu saya menyuruh murid saya untuk mengulangi sesuai langkah sebelumnya, sampai proses tersebut berakhir dan tidak bisa diulng lagi. Proses tersebut pasti akan berakhir di angka 4 (FOUR), sesuai dengan prediksi yang saya sebelum permainan.

CONTOH :

–        Misalnya murid saya menuliskan angka 700, ditulis SEVEN HUNDRED

–        SEVEN HUNDRED terdiri dari 12 huruf, kemudian ditulis TWELVE.

–        12 (TWELVE = 6 huruf)

–        6 (SIX = 3 huruf)

–        3 (THREE = 5 huruf)

–        5 (FIVE = 4 huruf)

–        4 (FOUR = 4 huruf)

–        Setelah 4 tidak bisa lagi mengganti dengan angka lain. Sudah mentok.

 

Itulah salah satu hal yang saya lakukan untuk membangkitkan semangat siswa  ketika mereka mulai jenuh. Semoga bermnfaat.

Panggil Aku Nuryanti, Bukan Templek


Pagi itu hari pertama Kelas 6 masuk untuk mendapatkan pelajaran. Setelah mengabsen satu persatu, untuk mengawali pelajaran aku memberikan apersepsi, kebetulan waktu itu pelajarannya Bahasa Indonesia dengan tema kebersihan.

“Selamat pagi anak-anak” sapaku memulai pelajaran.

“Selamat pagi Pak” sahut mereka serempak.

“Anak-anak, siapa hari ini yang tidak mandi?” tanyaku kepada seluruh siswa.

“Templek Pak!” sahut siswa.

“Templek?” tanyaku dengan nada heran. Setahuku tidak ada siswa kelas 6 yang namanya Templek.

“ Templek itu siapa?” aku melanjutkan pertanyaanku.

“Dia Pak, Nuryanti” jawab salah satu siswa sambil menunjuk Nuryanti. Aku terkejut karena ternyata yang di maksud Templek itu adalah Nuryanti, salah satu siswa kelas 6. Nuryanti memang sering di panggil templek. Saya pun tidak tahu kenapa teman-temanya memanggil begitu. Nuryanti adalah salah satu siswa yang selalu menggelitik nuraniku. Continue reading