Jasa Guru Video Clip SDN 1 Tangkil


Minggu lalu kami sengaja membuat kenang-kenangan berupa lagu Hymne guru yang saya buat bersama murid-murid saya kelas enam yang sebentar lagi meninggalkan SDN 1 Tangkil, kemarin kami juga membuat video lain dengan lagu JASA GURU. Kali ini yang menjadi vocal adalah Dewi Zulaikah.

Langsung saja ini dia video hasil kreasi kami

Libur Bukan Untuk Tidur


Libur panjang sekolah telah datang, setelah menempuh ujian semester beberapa hari yang lalu saatnya hari libur tiba. Banyak yang memanfaatkan libur sekolah yang bertepatan dengan datangnya tahun baru 2012 ini untuk berkunjung ketempat-tempat wisata. Namun tak semua anak bisa menikmati libur dengan berkunjung ke tempat wisata. Kemarin (04-01-2012) sayapergi ke Panggul, Trenggalek. Saya datang ke sekolah untuk ambil sesuatu. Setelah itu saya dan teman-teman pergi ke Pantai Pelang, kebetulan Pantai Pelang dekat dengan tempat kosku. sesampainya di Pelang saya langsung menikmati suasana pantai yang tenang. Namun pikiranku yang mulai tenang terbuyarkan oleh seoarang anak bersama ibunya lewat di depanku. Mereka berdua bukan sedang berlibur, namuibu dan anaknya tersebut lewat di depanku dengan perkasanya membawa kayu yang digendong. Tak sempat bertanya, tak sempat berbincang, namun aku sepat mendapatkan jepretan dari kamera pinjaman. Salut aku sama anak tersebut. Anak sekecil itu sudah mampu untuk bekerja membantu ibunya dan elupakan masa kanak-kanak dan liburnya.

Setelah dari Pelang, aku pergi ke Pantai Konang yang masih di Kecamatan Panggul. Disini saya juga melihat anak-anak memanfaatkan liburan untuk membantu orang tuanya menarik jarng dari laut.

inilah anak yang saya maksud

anak-anak di Pantai Konang

liburan yang bermanfaat

salut banget ma mereka….

Sang Pengarit


 

Bias-bias temaram mentari mulai merayap menapaki pagi, menghias cakrawala mengukir pelangi. Embun pagi bersemayam dalam dekapan selimut kabut, membuat setiap orang malas beranjak dari tempat tidur. Senandung riang kutilang membahana seiring alunan melodi amfibi. Kokok ayam menjadi alarm khas pagi ini, membangunkan setiap jiwa yang terkontaminasi  rayuan pagi. Kuawali hari ini dengan membuka mata lelahku, kuregangkan ototku tuk hilangkan penat tubuhku.

Aku tersadar jika hari  ini  aku harus segera ke sekolah. Seperti hari-hari biasanya hari ini ku melaksanakan rutinitas berkutat dan berbagi ilmu dengan anak-anak. Kutelusuri batu-batu terjal yang menghadang dengan penuh semangat. Kegiatan di sekolah pun berjalan lancar seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari ini ada seoarang murid yang pantas kujadikan guru, bukan guru pelajaran namun guru kehidupan. Dari dia aku bisa mengerti sebuah perjuangan hidup, dari dia aku bisa dapatkan sebuah pelajaran yang tak kudapat dari sekolah formal. Banyak kisah yang bisa kuambil dari hidup muridku. Dan kisah kali ini adalah SANG PENGARIT.

Namanya Mukadi, dia salah seorang muridku yang sudah duduk di kelas 6. Anaknya tak mempunyai kelebihan yang berarti dalam matapelajaran, mungkin hampir sama dengan siswa yang lain. Nilai akademiknyapun standart ma teman-temannya. Setiap pagi dia dating ke sekolah bersama teman-temannya. Dengan baju putih yang sudah kusut dan menggendong tas yang sudah banyak jendelanya dia ke sekolah layaknya murid – murid yang lain. Namun ada satu yang membedakan dia dengan teman-temannya. Jika dalam tas teman – temannya berisi peralatan sekolah, dalam tasnya tersembul gagang sabit yang terkihat dari lubang tasnya. Awalnya saya tidak tau kalau itu ternyata gagang (pegangan) sabit. Saya berpikir itu hanya mainan anak-anak yang biasa dibuat mainan ketika istirahat.

Waktu istirahatpun telah tiba, semua siswa langsung berhamburan keluar kelas dan melakukan aktifitasnya sendiri-sendiri. Ketika waktu istirahat tiba yang dilakukan siswa SDN $ Ngadirojo adalah menunggu tukang sayur keliling, karena tukang sayurlah satu-satunya penjual jajan yang ada di sekolah. Setelah jajan mereka langsung bermain bersama teman-temannya. Ketika istirahat tiba aku sering membaur bersama mereka, agar tercipta keakraban antara siswa dan guru. Sambil membaur kugunakan kesempatan itu untuk mengamati kepribadian murid-muridku. Namun ada satu siswa yang tak ikut dan tidak kelihatan bermain bersama teman-temannya. Dialah Mukadi. Aku mulai sadar jika mukadi tidak ikut bermain bersama teman-temannya, akupun berusaha untuk mencari dan melihat aktifitas yang dilakukannya. Setelah berkeliling disekitar sekolah aku terkejut karena dia sedang mencari rumput di lading sekolahnya. Setelah berkeliling disekitar sekolah aku terkejut karena dia sedang mencari rumput di ladang sekolah. Kudekati dia dan kuajak berbincang-bincang. Awalnya dia malu ketahuan sedang mencari rumput, sambil mencari rumput aku mulai bertanya. dia mulai bercerita jika waktu istirahat tiba sering mencari rumput. Sebelum berangkat dia mempersiapkan baju ganti dan mengasah sabitnya. Ketika istirahat tiba dia langsung ganti baju dan langsung mencari rumput di sekitar sekolah. “Lho kenapa teman-temannya bermain semua kamu koq malah mencari rumput?” aku mulai bertanyata setelah dia memulai bercerita. Dengan bahasa yang campur aduk dia pun menjawab dengan polos “ Aku sehabis sekolah itu biasanya lansung diajak mbokku ke tegal, disuruh bantuin menanam jagung dan oncek telo. Kalau siang tidak sempat lagi nyari pakan, makanya kalau istirahat tiba saya gunakan untuk mencari pakan ternak” jawabnya. “Kamu kan masih pelajar, seharusnya kamu itu tugasnya Cuma belajar” kataku. “orang tua saya orang yang tidak mampu pak, mau makan tiap hari saja susah. Saya merasa berdosa jika tidak ikut bantu orang tuaku, mereka tiap hari bersusah payah mencari sesuap nasi demi keluarga masa aku enak-enakan dirumah”. Jawabannya menusuk dan membuka hatiku, selama ini aku selalu mau enaknya saja. Terkadang jika disuruh orangtuaku sering membantah, beda jauh dengan dia, walau tidak disuruh dengan sadar mau membantu orang tuanya. “ Saya mempunyai adik yang masih kecil Pak, jika saya bermalas-malasan kasihan adik saya, sedangkan bapak saya tidak ada” tambahnya. Aku disadarkan olehnya, ternyata hidup itu perlu perjuangan. Anak kecilpun sudah mau berjuang untuk orang lain. Tetaplah berbakti, Nak! Jadilah kebanggaan orang tuamu dan orang lain. Jangan minder, Nak! Walau kamu Sang Pengarit tapi jiwamu jiwa Sang Pemimpi yang kelak akan menjadi Sang Pelopor bagi kaummu. Aminnn. Doaku selalu menyertaimu

Nandur Wiji Keli


Bandho donya gampang lunga, Pangkat drajat gampang oncat, Bojo ayu bisa mlayu

Kanggone wong Jawa duweni pangeman menawa bandha donya, pangkat drajat lan semat kuwi mung saderma nggaduh peparing saka ngarsane Gusti Kang Akarya Jagat. Sawayah-wayah lamun Gusti kang paring gadhuhan ngersaake bali marang ngersa-NE, ora kurang marga aggone jebol kamukten kang gawe cintrakaning manungsa kuwi. Mung bae yen manungsa wis kerem ing gaduhan saka ngarsane gusti banjur awel anggone nglepeh. Karepe ngono pengen langgeng salawase anggone ngemut kamukten tanpa mikir sejatine urip kang sejati.

Jumbuh karo perkara kasebut ana piwulang luhur, menawa yen wis tumekaning janji wong mati iku ora gawa bandha. Mula perkara gaduhan iku kapan dikersaake amung Gusti kang pirsa. Siji pathi, loro jodho, telu tibaning wahyu, papat dununge kodrat lan lima gadhuhaning doya amung dadi purbawasesaning Gusti Kang Murbeng dumadi. Perkara iki kudu bisa ngelangake marang kamukte kang dadi pangimpening manungsa yen sejatine mung sakgebyaring netra bebasane. Mula elinga, Bandha doya gampang lunga, pangkat drajat gampang oncat, bojo ayu bisa mlayu. Piwulang iki bisa dadi pepeling luhur kangge anggayuh sejatining urip. Mula sing sapa kadunungan pangkat la drajat aja adigang adigung. Lan sig sapa kadunungan kaluwihan aja adiguna mring sasama. Kadunungan kamuktening donya kudu tansah eling marang sapadha. Aja nganti kamukten kuwi dadi tetesing waspa nanging dadiya sukaning wardaya, amemagun karyenak tyasing sasama.  Tegese bisa ambangun bungahig liyan. Gawe bungahing liyan bisa sarana sewu marga. bisa kanthi manising ati, luhuring wardaya, luhuring subasita sarta ilining bandha danya kanthi rila ing dana.

Kamuktening urip asring ditegesi sarana turah bandha. Mula supaya bondha donya ora dadi memala kudu disranani kang bisa agawe pigunaning liyan. Kamukten saka bondha donya kang ala iku wekasane mung bakal ngangsa-ngangsa yen ora linambaran amemangun karyenak tiyasing sasama. Mula yen bakal lestari tumus marang anak putu kudu gegebengan marang perkoro siji iki. NULUNG SAPEPADHANING TITAH AJA MIKIR WADHUK, KANTOG LAN WAYAH LAN KUDU LINAMBARAN ATI KANG WENING. Ora kena kinantenan pamprih kang bakal gawe reregeting niat. Yen sabarang tumindak becik nanging isih kinanthenan pamprih dadine bakal muspra.

Mula ayo angudi amprih bisa dadi wong kang iso nandur wiji keli. tTegese dadiya pawongan kang tumindak nyebar wiji (bibit) ing kali, embuh tibane ana ngendi mung kebak pangarep-arep yen samangsa-mangsa wiji mau bisa tuweuh dadiya kag ana pigunane marang liyan tanpa mawas sapa kang bakal ngunduh wohing wiji mau.

Kenangan Yang Takkan Terlupakan


Bulan ini adalah bulan terakhir aku di SDN 4 Ngadirojo, karena di bulan ini juga tenaga dan pikiranku dibutuhkan daerah lain. Selama 5 tahun di SD ini banyak kisah yang telah kuukir dengan murid, guru dan masyarakat sekitar. Di Sekolah inilah aku mulai mengenal arti kebersamaan, arti perjuangan dan arti kehidupan. Kenangan itu tak akan pernah aku lupakan, akan aku jadikan penyemangat dalam setiap langkahku.

This slideshow requires JavaScript.

Panggil Aku Nuryanti, Bukan Templek


Pagi itu hari pertama Kelas 6 masuk untuk mendapatkan pelajaran. Setelah mengabsen satu persatu, untuk mengawali pelajaran aku memberikan apersepsi, kebetulan waktu itu pelajarannya Bahasa Indonesia dengan tema kebersihan.

“Selamat pagi anak-anak” sapaku memulai pelajaran.

“Selamat pagi Pak” sahut mereka serempak.

“Anak-anak, siapa hari ini yang tidak mandi?” tanyaku kepada seluruh siswa.

“Templek Pak!” sahut siswa.

“Templek?” tanyaku dengan nada heran. Setahuku tidak ada siswa kelas 6 yang namanya Templek.

“ Templek itu siapa?” aku melanjutkan pertanyaanku.

“Dia Pak, Nuryanti” jawab salah satu siswa sambil menunjuk Nuryanti. Aku terkejut karena ternyata yang di maksud Templek itu adalah Nuryanti, salah satu siswa kelas 6. Nuryanti memang sering di panggil templek. Saya pun tidak tahu kenapa teman-temanya memanggil begitu. Nuryanti adalah salah satu siswa yang selalu menggelitik nuraniku. Continue reading

APIS MELLIFICA


Apis mellifica……

Nama itu akhir-akhir ini melintas terus dalam benakku. Nama itu selalu memberiku harapan baru. Nama itu begitu menginspirasiku. Apis Mellifica, engkau sungguh luar biasa. Engkau inspiratorku. Inspirator tuk bisa merubah anak didikku tuk bisa memiliki sifat sepertimu.

Siapakah Apis Mellifica itu? Apis Mellifica bukanlah cewek cantik dengan paras ayunya, Apis mellifica adalah lebah madu. Mereka adalah species yang rajin bekerja dan setia. Sejauh apapun ia terbang, ia akan kembali kesarangnya tuk menyerahkan nektar-nektar untuk keluarga tercintanya. mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan sedikitpun. Mereka organisator handal yang timnya mampu bekerja secara sistematis dan propesional.

Dan satu lagi, mereka mempunyai pemimpin yang tanggung jawab dan terhormat. Pemimpin yang mau lengser dengan lilo legowo ketika masa baktinya mau kadaluarso.  Selain itu mereka makhluk yang karyanya bermanfaat. Madu, bee wax, royal jelly pollen adalah salah satu contoh kecil dari karyanya. Lebah pun memiliki harga diri yang tinggi. ia hanya melepaskan racunnya (baca:menyengat) jika merasa terganggu. Sedangkan melepaskan racunnya means risking its life. Hasilnya mungkin sama: sama-sama mati. Namun demikian, secara alami lebah memilih mati terhormat, mati mempertahankan diri.

Itulah salah satu hal yang menginspirasi aku untuk bisa mendorong anak didikku memiliki sifat seperti Apis Mellifica, yang bisa membawa manfaat dan berguna bagi orang lain. Aku akan menjadi kebun kopi yang menyediakan nektar-nektar yang dibutuhkan  generasi apis muritku.

BENCANA…. Ujian atau Teror?


Mengapa begitu ganas engkau bergejolak?
Semburkan api sebarkan panas ke segala penjuru
ho ho ho hidup kami belum lagi sempat kecukupan
Mengapa datang begitu cepat bencana yang dahsyat?

hm hm… ho ho ho ho ho

Lihatlah, ho… anak-anak kami ho….
Mereka yang hilang kesempatan ho…
main sembunyi dan belajar di sekolah desa
Serentak semuanya duduk bingung di sudut barak
Nampaknya belum sepenuhnya dapat mengerti
apa yang sebenarnya tengah dialami

Sebuah bencana terjadi seperti mimpi
Tuhan, tunjukkanlah jalanan kami

(Ebiet G. Ade:Lakon Anak-anak Bencana)

peta gempa padangMasih hangat dalam ingatan kita, beberapa minggu yang lalu bumi kita kembali diguncang gempa, ibu pertiwi kembali menangis. Tanggal 30 September 2009 yang lalu gempa dahsyat melanda Pulau Sumatra, gempa dengan kekuatan mencapai 7,4 SR tersebut terjadi pada pukul 17.16 WIB, dan gempa susulan terjadi pada pukul 17.58 WIB. Ini kebetulan atau sudah menjadi kehendak dari Allah SWT, kejadian gempa yang mengguncang Sumatra berkaitan dengan ayat-ayat Al Qur’an. Subhanallah. awalnya ketika saya mendapat sms dari teman, saya tidak percaya, tapi setelah saya coba membuka Al Qur’an saya baru percaya.

Gempa terjadi pada tanggal 30 September 2009 (30-10-2009), jika kita lihat dalam Al Quran surat 30 ayat 9

1 copy9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.

Gempa terjadi pada pukul 17.16, coba kita lihat surat 17 ayat 16

Untitled-2 copy16. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

Kemudian gempa susulan terjadi pada pukul 17.58, Al Qur’an surat 17 ayat 58 berbunyi seperti berikut

Untitled-3 copy58. Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

berikutnya, gempa terjadi dengan kekuatan 7,4 SR. Bunyi Al Qur’an surat 7 ayat 4 adalah

Untitled-5 copy4. Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari.

SUBHANALLAH

Dibalik bencana yang terjadi terkandung pesan-pesan yang perlu dikaji dan dijawab oleh manusia sendiri secara arif serta bijaksana tanpa henti sampai menemukan makna yang sejatinya dari pesan-pesan tersebut. Dalam situasi pencarian jawaban inilah terkadang kita sering terjebak terhadap munculnya bermacam-macam pola pemahaman. Ada yang menerjemahkan bencana tersebut sebagai ujian dari Allah SWT dan ada juga yang memaknai bencana sebagai azab dan teror dari Yang Maha kuasa. Terlepas dari semua itu, sebenarnya bencana akan memberikan warna dan arti dalam kehidupan manusia itu sendiri, meski dalam realitasnya yang namanya bencana merupakan kenyataan yang tidak mengenakkan dan kadang-kadang menyakitkan dan menyedihkan karena berakibat menghancurkan tata kehidupan normal. Continue reading

SMS 9949


Anda punya unek-unek untuk disampaikan kepada Bapak Presiden SBY? Gampang. SMS saja ke 9949, anda akan terhubung dengan beliau. Tentu dengan tidak melupakan untuk mencantumkan identitas lengkap anda, agar tidak diduga sebagai “teroris” belaka. Lepas dari itu tentu sebagai prasyarat mutlak adalah menjaga kesopanan. “Anda sedang mengirim pesan kawat kepada Mr. Presiden, bro.”
Dalam hal ini Jawa Timur patut berbangga karena menurut data juru presiden ( red: dalam buku “Harus Bisa”) tercatat sebagai terbesar kedua setelah Jakarta dalam pengiriman SMS tsb. Kevocalan anda tentu membawa dampak tersendiri, terlepas dari ditanggapi atau tidaknya SMS anda. Bahwa transparansi info sudah tak terbendung. Kita rakyat jelata bisa mengadukan ketidakberesan sesuatu, termasuk hak-hak kita yang kerap terabaikan.
So, tidak ada salahnya anda mengirim pesan ke 9949 atau kalau belum puas juga bisa kirim melalui surat ke PO BOX 9949.
Ditunggu komentar anda.

W I F E


thinkinggenderbulbe1Beberapa bulan yang lalu, tanpa sengaja “tersasar” ke blog “tak dikenal”, namun uniknya: membuatku malah tergelak. Biasanya orang nyasar kan linglung, ini di luar dugaan. Apalagi kalau bukan tentang “gender” yang akhir-akhir ini begitu antusiasnya didengungkan. “Quota 30 % dalam legislatif diperuntukkan kaum hawa” : trend yang masih jadi “trend” juga kan.

Kembali ke masalah nyasar tadi, ini mengenai WIFE. Dalam blog tersebut menyebutkan WIFE merupakan akronim dari Wash Iron Fashion Entertaint. Ehm…don’t laugh en smile..! Sesuatu pandangan yang memang benar juga kan. Dilihat dari kacamata siapa dulu. Nyuci, nyetrika,modis,lantas sedap dipandang. Walah..walah..bini buruh petani mah ga pake “lipstik”, apalagi “modis”, tentu jauh berbeda. Kalau ga bisa dikatakan “elit”, ekonomi sulit.

Akronim tsb mungkin benar bagi sebagian orang, tapi skali lagi tentang penyetaraan gender ini jelas ga masuk. Apakah hanya dalam konteks tersebut wanita memberi andilnya? Walau mungkin ini sekedar banyolan, yang menimbulkan senyuman kecil.
Aku lebih suka mengganti Entertaint dengan Educate. Mendidik. Lebih enak dibaca kan. Bagaimana dengan anda?

Ketakutan Hanyalah Fatamorgana


Berangkat dari rasa gelisah, muncullah ketakutan. Entah oleh naluri atau musabab yang melekat pada baju tradisi kita . Ya, ketakutan akan gagal menjebloskan kita pada kegagalan. Karena konsep yang mengemuka di memory adalah “fall”. Terjerembab. Dan itu pula yang memang kita peluk erat-erat akhirnya.

Menengok budaya manusia indo, dengan sejarah kelam akan penjajahan oleh koloni asing, tentunya tak bisa dipungkiri membawa dampak yang melekat di jiwa. Efek dari ratusan tahun perbudakan. Dan sepertinya aku juga rasakan getaran efek itu. Entah dalam berbagai hal, ketakutan gagal sebelum bertindak itu lah yang menguasai.

Namun kita dirancang bukan untuk gampang cengeng kan. Ada masanya untuk instropeksi diri, melongok sedalam dalamnya. Mungkin beberapa ketakutan masih juga menghampiri kita di depan. Aku juga takut. Takut tidak bisa menulis lagi. Takut mengenang kegagalan. Takut mengingat wajah yang seharusnya pergi. But, aku senang masih bisa menikmati “belajar” tentang banyak hal.

Andai Aku …..


Seandainya aku bukan aku, kejadian apa yang kemudian menimpaku di pagi dan petangnya? Ok, aku akan berandai-andai jadi “anak autism”, yang kadang berteriak memaksa sekolah. Dua kakiku kaku, bertekuk di kursi roda. Media inilah pilihan terakhirku menemukan dunia indah, udara senja, dan daun jati tua.

Pagi buta kugubah dunia dengan tangan yang tak fasih mengeja alfabeth, dan ceracau lagu “bunda”.

“Kata meleka diliku, clalu dimanja. Kata meleka diliku slalu ditimang.”

Lagu wajibku saban pagi, sambil menemani ibu menanak nasi.

Berandai-andai jadi orang lemah, membuat kita akan senantiasa bersyukur dengan kenikmatan. Yang kadang kita anggap kurang dan tak adil. Apapun keluh kesah kita pada “kekurangan”, ucapkan syukur untuk memberi lecutan. Atau berandai-andailah jadi ‘orang yang tak beruntung.

In The Mom’s Day


The mom’s day telah berlalu, namun tak ada salahnya sejenak merenung akan keberadaan kita… Waktu juga yang mempertemukan kita dengan wajah sangat biasa, ndesit, ga ngerti bahasa hutan (Inggris) dan sgala kekurangan yang melekat di dasternya. Aroma keringatnya masih menusuk hidung, oleh keperkasaannya membakar kayu-kayu kering menjadi suap nasi dan lauk sambel trasi. Kondisi yang makin menua, melawan kejamnya dunia, apalagi adanya sembako melonjak dengan girangnya: menyebabkan makin uban penuh di kepala, melengkapi kulit kusamnya. Hampir saja kita lupa dengan kondisi keningnya yang memanas oleh demam, kita asyik masuk dengan “dunia petualang” kita.

ibu-2Aaaah…masih terlalu dini untuk berbakti. Belum waktunya.” alasan sebagian kita yang merasa punya ibu masih muda. Padahal waktu tak menentu untuk jumpa dan pergi. Mungkin saja waktu juga yang nantinya kita sesali oleh kelalaian menampakkan senyum untuk ibu. Sosok yang dengan keterbatasannya mengantar kita pada “dunia”. Yang kadang kita lupakan jasanya.

In the mom’s day, ucapkan terima kasih atas pengorbanannya. Ciumlah tangannya. Peluklah. Walau hanya sebentar. Berbaktilah.

BERSYUKURLAH


10069342Pernah aku membaca disebuah buku yang menyebutkan bahwa manusia di ciptakan Tuhan dengan keunikan yang luar biasa. Menurut penelitian ilmu kedokteran, jika seorang dewasa dengan bobot tubuh rata-rata, maka selama 24 jam ia memiliki kesibukan :

1. Jantung berdenyut 103.689

2. Darah menempuh perjalanan 168.000.000 mil

3. Bernapas sebanyak 23.040 kali

4. Menghirup udara sebanyak 483 meter kubik

5. Menelan 1,5 kilogram makanan

6. Meminum 3,5 liter cairan

7. Berkata-kata sebanyak 25.000 kata (termasuk kata-kata yang tidak perlu diucapkan)

8. Menggerakkan 750 otot

9. Kuku bertambah 0,00012 cm

10. Rambut memanjang 0,94353 cm

11. Sel otak sebanyak 7.000.000 terus bekerja

Itulah manusia, manusia diberikan sesuatu yang lebih oleh Tuhan, ini membuat kita berbeda dengan makhluk lainnya. Kalau kita lihat keunikan di atas, apakah yang seharusnya kita lakukan?

Bersyukur. Memang kita perlu mensyukuri yang telah diberikanNya kepada kita. Ribuan nikmatNya yang diberikan Tuhan tiap hari kepada kita, tidak mungkin bisa terbeli oleh apapun. Bayangkan saja, jika kehidupan kita di suruh membeli oleh Tuhan, uang yang kita kumpulkan seumur hidup tak akan cukup tuk membelinya. Sekali lagi, jalan yang paling utama adalah syukur. Dengan bersyukur akan mendorong kita lebih maju, mendorong kita lebih bisa menjaga apa yang telah diberikanNya. Semakin banyak kita mensyukuri nikmatNya, semakin banyak yang diberikanNya kepada kita.

Salah satu cara mensyukuri nikmat Tuhan yaitu dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Marilah kita gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya tiap detik, tiap menit, tiap jam itu sangat berharga. Mengutip dari sebuah buku yang pernah ku baca (lupa nama bukunya apa, mergane buku silihan) kalau gak salah disana disebutkan seperti berikut

  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SETAHUN tanyakan pada murid yang tidak naik kelas
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEBULAN tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEMINGGU tanyakan pada editor majalah mingguan
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEJAM tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk ketemu
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEMENIT tanyakan pada orang ketinggal pesawat terbang
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEDETIK tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan
  • Untuk mengetahui pentingnya waktu SEMILIDETIK tanyakan pada peraih nedali perak Olimpiade

Itulah pentingnya waktu, mari kita hargai waktu yang kita miliki. Dan ingatlah waktu tidak menunggu siapa-siapa. Kitalah yang harus mengejarnya